Sunday, May 24, 2009

Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia

Abstrak

Earnings management merupakan tindakan manajemen yang berupa campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraannya secara personel maupun untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian Dechow et.al (1996) yang menguji sebab dan konsekuensi earnings management pada perusahaan yang menjadi subjek diberlakukannya AAER(Accounting and Auditing Enforcement Release) oleh SEC (Securities Exchange Commision). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh reputasi auditor, jumlah dewan direksi, leverage, dan persentase saham yang ditawarkan kepada publik saat IPO terhadap earnings management pada perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offerring) di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1994 sampai dengan 1997. Metode analisis statistik yang digunakan adalah multiple regression.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya faktor leverage yang berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Hal ini berarti earnings management berkaitan dengan sumber dana eksternal khususnya utang yang digunakan untuk membiayai kelangsungan perusahaan.

Kata kunci: earnings management, discretionary accruals, initial public offering (IPO), leverage

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pentingnya laporan keuangan juga diungkapkan Belkoui (1993) bahwa laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajer atas sumber daya pemilik. Salah satu parameter penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba.

Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang (dysfunctional behaviour), yang salah satu bentuknya adalah earnings management.

Belum ada definisi yang jelas tentang earnings management. Masing-masing peneliti memberikan definisinya. Dechow, et.al (1996) mendefinisikan earnings management sebagai earnings manipulation, baik di dalam maupun di luar batas Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Scott (1997) mendefinisikan earnings management sebagai tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan dan atau nilai pasar perusahaan. Peneliti membatasi earnings didasarkan pada sifatnya, hal ini dikarenakan masih terdapat kerancuan mengenai terminologi earnings dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia. Peneliti mengasumsikan earnings terdiri atas laba tunai dan komponen komponen accruals baik yang berada di bawah kebijakan manajemen (discretionary) maupun yang tidak (nondiscretionary).

Earnings management sebagai suatu fenomena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang menjadi pendororng timbulnya fenomena tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi earnings management. Watt dan Zimmerman sebagaimana dikutip oleh Sugiri (1998) membagi motivasi earnings management menjadi 3, yaitu bonus plan hypothesis, debt to equity hypothesis, dan political cost hypothesis. Hipotesis bonus plan menyatakan bahwa manajer pada perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini. Debt to equity hypothesis menyebutkan bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan maupun laba. Adapun political cost hypothesis menyatakan bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan.

Dechow, et.al (1996) mengidentifikasi faktor demand for external financing, insider trading, debt, bonus, dan governance structure sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap earnings management. Terdapat berbagai macam proxy yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor tersebut. Beberapa di antaranya adalah leverage, reputasi auditor, dan jumlah dewan direksi. Selain ketiga faktor di atas, penelitian ini juga menambahkan satu faktor baru, yaitu persentase saham yang ditawarkan kepada publik saat IPO.

Selengkapnya download artikel jurnal akuntansi manajemen via ziddu


No comments:

Post a Comment