Monday, April 27, 2009

Aspek-aspek Biaya dalam Jasa Informasi

Abstrak

Nilai informasi sangat tergantung dari isi, cara perolehan, dan manfaatnya bagi pengguna dalam mendukung aktivitas yang sedang dilakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai informasi baru dapat ditentukan kemudian setelah informasi itu diperoleh. Langkah awal yang harus ditempuh untuk melakukan analisis biaya adalah dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasi biaya yang dimaksud. Klasifikasi lebih didasarkan pada biaya total dari keseluruhan aktivitas jasa, yang terdiri atas biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya tambahan.

Elemen-elemen yang harus diperhatikan oleh pengelola informasi dalam menentukan besarnya biaya informasi yang akan dibebankan kepada pengguna adalah biaya kerja/upah, biaya bahan atau koleksi, dan biaya tak terduga. Strategi penentuan biaya jasa informasi di perpustakaan sangat ditentukan oleh tujuan jasa yang ditawarkan, harga jasa/produk dan kebutuhan informasi yang berhubungan dengan data yang dicari serta tingkat kebutuhan pasar terhadap jasa yang telah dilakukan. Walaupun sebenarnya besarnya biaya dan harga jasa informasi dapat juga ditentukan melalui lima pendekatan utama, yaitu optimal pricing, pricing according to value, pricing for full cost recovery, marginal cost pricing, dan free distribution of services; namun demikian penentuan biaya pengelola jasa informasi, harus diperhitungkan nilai informasi yang terkandung didalamnya. Oleh sebab itu dalam perhitungan biaya jasa informasi, selain besarnya biaya tetap dan tidak tetap, pengelola juga harus mempertimbangkan besarnya biaya jasa dari sudut isi koleksi yang dimiliki dan besarnya nilai penyusutan dari masing-masing koleksi tersebut.

Kata kunci: biaya, jasa informasi, nilai informasi.

Informasi tidak akan hilang apabila diberikan kepada yang membutuhkannya, meskipun pada saat itu belum begitu penting. Seperti halnya dalam istilah ekonomi, nilai informasi akan semakin berkurang apabila hanya dipergunakan sendiri tanpa dilakukan pertukaran. Sebab melalui pertukaran, informasi yang diterima akan dikaji ulang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga nilainya akan semakin bertambah sesuai dengan kajian dan kebutuhan informasi itu sendiri.

Profesional informasi biasanya puas apabila informasi yang telah diberikan sesuai dengan permintaan pengguna. Mereka tidak mempermasalahkan besarnya nilai informasi yang telah diberikan, sepanjang informasi tersebut bermanfaat dan digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Sebenarnya penentuan harga jasa informasi yang diberikan cukup penting sebagai upaya untuk menjaga kestabilan dan kesinambungan terhadap layanan yang diberikan, khususnya akibat semakin tinggi dan beragamnya jenis informasi yang diminta oleh pengguna. Sedangkan aktivitas pustakawan yang ada pada kenyataannya lebih terfokus pada layanan informasi pengguna. Oleh sebab itu perlu ditentukan layanan mana yang perlu di tanggung oleh pemakai sebagai pengguna informasi sesuai dengan aturan yang ada dalam setiap jenis layanan.

Guna mengoptimalkan layanan informasi yang ada, akhirnya pustakawan dituntut agar memiliki pengetahuan tentang cara menentukan biaya yang dimaksud. Selain itu juga mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola dana dari hasil pemasukan berdasarkan harga yang telah dibayarkan oleh pengguna. Harga tersebut dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan terhadap disain dan produk jasa yang akan dibuat selanjutnya. Besarnya harga diatas dapat dipakai sebagai bahan evaluasi terhadap produk yang telah dihasilkan. Pengembalian atas biaya yang telah dikeluarkan harus diperhitungkan sebagai bahan pertimbangan terhadap efektivitas produk jasa yang telah ditawarkan. Oleh sebab itu tanpa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memprediksi besarnya biaya yang akan ditetapkan, pengelola perpustakaan akan dapat kehilangan peran dalam hal perencanaan dan pengendalian jasa yang telah dikelolanya. Dalam penetapan biaya jasa informasi, tentunya pengelola perpustakaan harus menyadari bahwa biaya jasa yang dimaksud berbeda dengan jasa produk lainnya. Pengguna informasi akan membayar jasa yang ditawarkan apabila informasi yang dibutuhkannya telah ditemukan. Hal seperti ini lebih dikenal dengan teori hubungan antara kualitas jasa dengan biaya yang telah ditetapkan.

Kegiatan layanan jasa informasi di perpustakaan tentunya jauh berbeda dengan jasa-jasa lainnya yang berupa produk/barang, khususnya dalam hal penentuan terhadap biaya langsung, biaya tak langsung, dan biaya gabungan. Biaya jasa informasi yang harus ditanggung oleh pengguna lebih banyak bersifat penggantian terhadap penggandaan. Demikian pula penentuan harga dari jasa yang ditawarkan termasuk biaya pengiriman terhadap penggandaan artikel yang dibutuhkan. Pendekatan yang dipakai dalam penentuan biaya jasa informasi di perpustakaan dapat dilakukan melalui perhitungan biaya marjinal dan biaya total, sebagai gambaran dasar terhadap unsur-unsur yang dilibatkan dalam setiap pencarian informasi.

Perubahan lingkungan di masyarakat (Davies 1992: 59) saat ini begitu cepat dan beragam, khususnya dalam hal permintaan informasi. Informasi yang diperoleh atas permintaan pengguna, selanjutnya dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan produk dan pemasaran. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengendalikan aktivitas yang ada sebagai fasilitas terhadap produk yang telah direncanakan. Alasan ini tentunya mencakup keputusan terhadap besarnya biaya jasa dan proses analisis pengeluaran dalam suatu unit, yang tentunya melalui pemisahan biaya dari setiap produk atau jasa, dimana kegiatan bisnis dilakukan. Drury (1996: 27) menyatakan bahwa pengetahuan tentang biaya dan pendapatan melalui suatu aktivitas tertentu (isi informasi) begitu penting, khususnya sebagai bahan masukan untuk membuat suatu keputusan. Perhitungan biaya juga berarti pengukuran terhadap tampilan suatu produk. Sedangkan Virgo (1992: 261) mengungkapkan bahwa analisis biaya harus dilakukan, karena berhubungan erat dengan tampilan produk yang telah dihasilkan. Analisis tersebut dapat juga digunakan sebagai salah satu sumber data untuk mengevaluasi penampilan (performance) pegawai yang melaksanakan layanan jasa informasi dan produk yang dihasilkan dalam pengelolaan jasa tersebut. Hasil evaluasi ini selanjutnya dapat dipakai untuk memberikan penghargaan kepada pegawai yang bersangkutan, khususnya bagi mereka yang mampu menyelesaikan tugas atau tanggungjawab layanannya secara baik dengan anggaran yang rendah.

Selengkapnya download artikel jurnal akuntansi jasa informasi via ziddu


No comments:

Post a Comment