Tuesday, March 17, 2009

Pengaruh Perkembangan Basis Data Relasional terhadap Teknik Double Entry Bookkeeping

Abstrak

Berawal dari timbulnya dugaan yang mengatakan bahwa dengan adanya basis data relasional yang memiliki kelebihan dalam hal menghilangkan redundancy data, akan menyebabkan teknik double entry bookkeeping akuntansi dapat ditinggalkan karena dianggap menghasilkan redundancy data. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah benar teknik double entry bookkeeping dapat ditinggalkan dengan adanya perkembangan basis data relasional.

Kata kunci : redundancy data, teknik double entry bookkeeping, perkembangan basis data relasional.

Meningkatnya kebutuhan informasi yang akurat, relevan, terpercaya dan yang dapat memberikan nilai tambah bagi para pelaku bisnis mendorong ditemukannya teknik pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping). Teknik double entry bookkeeping dipublikasikan pertama kali pada tahun 1494 oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berjudul “Summa de Arithmatica Geometrica Proportioni et Proportionalita ” (Vernon Kam,1990:19).

Teknik double entry bookkeeping selalu menekankan jumlah di sisi debit dan kredit harus seimbang. Penemuan ini memacu perkembangan akuntansi , bahkan pada tahun 1901 sebagaimana dikutip oleh Tjiptohadi Sawarjuwono, Childs mengatakan :

It is a beautiful system, a science in fact. Alasannya karena semua komponen akuntansi saling berkaitan sedemikian rupa sehingga bila terjadi ketidakberesan pada salah satu perkiraan, pemakai dapat menelusuri dampaknya pada perkiraan-perkiraan yang lain, dan senantiasa menjaga keseimbangan antara debit dan kredit. Sehingga dapat membuahkan hasil yang memuaskan bagi pemakai” (Tjiptohadi Sawarjuwono,1997:11)

Dalam perkembangannya, akuntansi banyak menghadapi tantangan. Salah satunya berasal dari inovasi teknologi komputer. Terlebih dengan ditemukannya basis data (database) relasional oleh Codd pada tahun 1970 (Romney, Steinbart, Cushing, 1997:138). Basis data dilengkapi sarana pemakaian bahasa Query yang mudah cara penggunaannya dan memberikan manfaat yang lebih. Bahasa Query yang diaplikasikan pada basis data keuangan akan dapat menghasilkan informasi keuangan yang siap pakai dan memenuhi kebutuhan pemakai setiap saat. Laporan keuangan dapat dibuat dengan mudah, cepat, akurat, benar dan dapat dibuat dalam periode waktu yang diinginkan oleh pemakai laporan untuk diperiksa kebenarannya. Informasi mengenai aktiva tidak hanya dilaporkan berdasarkan historical cost, tetapi juga dilaporkan dalam current replacement cost dan market value (Romney, Steinbart, Cushing, 1997:156). Selain itu basis data juga menyediakan data-data non-keuangan misalnya data pelanggan, data produk dan lain-lain. Dengan demikian pelaku bisnis mempunyai kelebihan, yaitu memiliki sekumpulan data yang memberikan dukungan dalam menjalankan strategi pemasaran dan mengambil keputusan-keputusan yang bersifat strategik.

Tantangan di atas makin memacu para akuntan untuk meningkatkan pemahamannya akan basis data secara umum selain keahlian akuntansi yang dimilikinya. Hal ini dirasa perlu agar akuntan tidak sekedar mampu menjalankan praktek akuntansi secara manual, namun juga mampu menjalankan praktek akuntansi secara komputerisasi. Dengan demikian akuntan makin memiliki nilai tambah dan mampu menghadapi tantangan-tantangan yang berasal dari inovasi teknologi komputer, khususnya dengan adanya perkembangan basis data.

Maraknya kemajuan teknologi komputer yang mampu membuat atau menampilkan data keuangan, jurnal dan laporan keuangan setiap saat, akurat dan cepat mengakibatkan siklus akuntansi dengan cara manual menjadi tidak terpakai. Selain itu komputer juga mampu melakukan analisis laporan keuangan dan analisis pasar, sehingga peranan seorang akuntan menjadi berkurang. Fenomena tersebut menjadi makin kuat dengan munculnya isu yang mengatakan bahwa lambat laun teknik double entry bookkeeping dapat ditinggalkan akibat fasilitas yang diberikan oleh basis data (Romney, Steinbart, Cushing, 1997:156). Pembukuan secara berpasangan dianggap redundant dalam basis data. Redundancy tidak dikehendaki di dalam basis data karena salah satu tujuan dari basis data adalah berusaha untuk menciptakan efisiensi.

Pencatatan transaksi pada sisi debit dan sisi kredit dipandang oleh akuntan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas informasi akuntansi dan tidak dipandang sebagai duplikasi data. Debit dan kredit memiliki makna invested capital dan sources of invested capital. Pencatatan transaksi pada sisi debit dan kredit tersebut dipengaruhi oleh entity theory, dimana ada pemisahan kepemilikan antara manajemen perusahaan dengan pemilik perusahaan (William Paton, 1962:473).

Selengkapnya download artikel jurnal akuntansi keuangan via ziddu


No comments:

Post a Comment