Abstrak
Dalam persaingan dunia bisnis yang sangat ketat, kemampuan perusahaan untuk dapat menciptakan atau mengembangkan produk baru sangat diperlukan. Dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan tersebut produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan memiliki jangka waktu (umur) tertentu di pasaran. Khusus untuk barang-barang industri, daur hidup produk industri akan memiliki kecenderungan umur hidup yang semakin pendek terutama didukung dengan adanya perkembangan teknologi yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong dilakukannya proses pengembangan produk industri selain faktor laba (profit) yang diperoleh oleh perusahaan dengan melakukan usaha pengembangan produk. Dalam usaha pengembangan produk untuk barang-barang industri, perusahaan menggunakan berbagai metode untuk memperpendek siklus pengembangan produk industrinya. Meskipun demikian perusahaan masih tetap mengalami kesulitan didalam menentukan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengembangan produk industri yang masih berada pada tahap perkembangan produk. Suatu perusahaan industri haruslah mengetahui berapa biaya-biaya yang diperlukan untuk pengembangan produk yang dilakukannya dan menentukan tingkat aktivitas pengembangan produk industri yang membutuhkan biaya paling besar agar dapat melakukan perencanaan dan pengendalian biaya atas produk industri baru yang dikembangkannya. Dengan menggunakan sistem produk life-cycle costing perusahaan akan dapat mengantisipasi besarnya biaya yang muncul pada tiap-tiap tahap daur hidup produk dan melakukan pembebanan yang akurat atas produk industri baru yang dihasilkannya.
Kata kunci : produk industri, barang konsumsi, pengembangan produk, daur hidup produk, biaya berdasar daur hidup produk, pengembangan produk industri baru
Perkembangan dunia bisnis dewasa ini semakin cepat. Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumennya merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh tiap organisasi bisnis manapun. Sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang makin meningkat, maka persaingan antar perusahan pun semakin meningkat tajam. Perusahaan berlomba-lomba untuk menawarkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan dapat memberikan tingkat kepuasan tertentu bagi konsumennya. Bermacam-macam produk ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumennya, meliputi barang-barang yang sifatnya barang konsumsi dan barang-barang yang bersifat industrial. Begitu banyaknya produk yang beredar di pasaran sehingga konsumen dapat dengan mudah memilih diantara berbagai macam produk yang ditawarkan.
Dengan adanya persaingan antar perusahaan semakin tajam, maka masingmasing perusahaan harus mampu mendeteksi apa yang menjadi keinginan konsumen. Ini bukan merupakan hal yang mudah karena apa yang diinginkan konsumen tersebut senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Disamping itu tingkat kestabilan kondisi pasar pun selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Menyadari hal tersebut, maka perusahaan selalu dituntut untuk dapat mempertahankan keberadaan produk yang dihasilkan dalam pasar persaingan yang sifatnya mudah berubah. Adanya keinginan konsumen yang berubah-ubah dari waktu ke waktu akan berpengaruh terhadap berapa lama produk tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau dengan kata lain akan berpengaruh terhadap siklus kehidupan suatu produk dalam masyarakat.
Produk, seperti halnya konsumen, memiliki siklus kehidupan tertentu. Pada satu saat, ketika produk tersebut sudah diterima oleh masyarakat, produk tersebut akan mendatangkan keuntungan maksimal bagi perusahaan. Tetapi pada satu saat, ketika produk tersebut tidak lagi dibeli oleh konsumen, maka permintaan terhadap produk tersebut akan menurun sehingga tidak lagi mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Dalam hal ini suatu produk dapat dikatakan mati. Siklus hidup suatu produk (atau sering dikatakan sebagai daur hidup produk) berbeda-beda antara produk satu dengan yang lainnya. Produk yang bersifat consumer akan memiliki daur hidup yang berbeda dengan produk yang bersifat industrial.
Siklus kehidupan (daur hidup) produk erat kaitannya dengan keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Atas dasar pemikiran-pemikiran tersebut, maka perlu bagi suatu perusahaan untuk melakukan pengembangan produk atas produk yang telah dihasilkan dan dipasarkan, sehingga produk tersebut akan tetap dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Pengembangan produk juga memungkinkan perusahaan untuk terus menerus memproduksi barang-barang yang dibutuhkan dengan laba yang maksimum.
Barang-barang industri merupakan barang-barang yang seringkali diperdagangkan untuk menghasilkan barang lain. Barang-barang industrial ini memiliki karakteristik khusus sehingga daur hidup produk untuk barang-barang industrial ini tidak sama dengan barang-barang konsumen. Sejalan dengan perkembangan dunia industri, maka kebutuhan konsumen akan barang-barang industri, khususnya untuk industri manufaktur, akan semakin meningkat. Melihat hal tersebut maka tiap-tiap perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan barang-barang industri, perlu melakukan pengembangan atas produk yang dihasilkan. Hal ini terutama dilakukan untuk mendukung peningkatan profit (laba) bagi perusahaan industri.
Proses pengembangan produk memerlukan berbagai macam biaya. Biaya-biaya tersebut akan dibebankan kepada produk ketika produk tersedia untuk dijual. Demikian pula halnya dengan barang-barang industri. Biaya-biaya yang besar jumlahnya akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan pengembangan produk terutama untuk barang-barang industri, sehingga pembebanan biaya-biaya pengembangan produk perlu diperhitungkan secara akurat. Sistem akuntansi tradisional memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam pembebanan biaya pengembangan produk. Dalam sistem biaya tradisional, biaya-biaya riset dan penelitian untuk pengembangan produk tidak diperhitungkan, apabila produk tersebut diproduksi maka barulah biaya-biaya produksi untuk memproduksi produk tersebut dibebankan kepada produk yang bersangkutan. Adanya keterbatasan tersebut akan mengakibatkan pembebanan biaya pengembangan produk kurang akurat, sehingga perlu dikembangkan suatu alternatif baru untuk pembebanan biaya-biaya pengembangan produk khususnya untuk barang-barang industri.
No comments:
Post a Comment